PASURUAN | Kabarnewsday – Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Pasuruan gelar Media Gathering Evaluasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur serta Walikota dan Wakil Walikota Pasuruab Tahun 2024 dalam Forum Group Discussion (FGD).
Kegiatan ini digelar di Valencia Bakery Cafe dan Resto. Acara dimulai pukul 15.00 WIB dengan dihadiri Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin, Anggota Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM, Vinsensia Niken , Anggota Divisi Teknis Penyelenggaraan, Hasan Asuro, Anggota Divisi Hukum dan Pengawasan, Saiful Hidayat bersama Divisi Perencanaan M. Zahid.
Dalam acara ini turut mengundang awak media sek Kota Pasuruan dan juga pemenang lomba foto Ekspresi Demokrasi yang digelar KPU Kabupaten Kediri saat hari Pemungutan suara 27 November 2024.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresisai kepada seluruh pihak tak terkecuali rekan media yang telah mendukung suksesnya Pilkada serentak Tahun 2024, sehingga berjalan dengan baik.
“Terimakasih atas kerja sama semua pihak yang telah berjalan baik, termasuk sampai pada rapat pleno penetapan Walikota dan Wakil Walikota terpilih kemarin berjalan lancar dan aman,” ujar ketua KPU kota Pasuruan
Nanang Abidin mengatakan, tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada kali ini mengalami penurunan dibanding Pilkada sebelumnya. Dimana pada Pilkada 2024 tingkat partisipasi pemilih berada di angka 67,7 persen.
“Trend Pilkada kota Pasuruan 2020, tingkat partisipasi pemilih 76,09 persen,” ujarnya
Kegiatan ini diisi diskusi diantaranya dari kalangan pemilih pemula, pendidik, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta rekan-rekan media.
Dalam penyampaian diskusi tersebut, Ayi Suhaya, SH., menyoroti tentang sosialisasi KPU ke masyarakat. “Kami menilai kurangnya sosialisasi pada warga setiap rt/rw atau dari kampung ke kampung.” ucap Ayi
Selain itu, Ayi Suhaya, SH., menjelaskan bahwa sejumlah masalah daerah yang tidak kunjung selesai, seperti kemiskinan, bangunan yang mangkrak, hingga maraknya kejahatan sosial, turut menyumbang rasa frustrasi publik. Praktik politik transaksional dan indikasi ketidaknetralan penyelenggara pemilu (KPU) dan pengawas pemilu (Bawaslu), juga semakin memperburuk kepercayaan publik.
“Publik semakin rasional, tapi kurangnya pendidikan politik mengarah pada rendahnya partisipasi pemilih,” jelas Ayi Suhaya, SH., selaku ketua GM-FKPPI Pasuruan.
Ayi menambahkan, penurunan partisipasi ini tidak hanya berdampak pada legitimasi pemimpin terpilih, tetapi juga pada kualitas demokrasi secara keseluruhan.
Ayi Suhaya menegaskan bahwa jika masalah ini tidak segera teratasi maka siklus apatisme politik akan terus berlanjut dan memperlemah demokrasi, terutama di tingkat daerah. “Rendahnya partisipasi membuat legitimasi pemimpin dipertanyakan. Ketika praktik politik transaksional dinormalisasi karena alasan biaya politik yang tinggi, hal ini menurunkan kualitas demokrasi kita,” terang Ayi.
Ayi menekankan, sebagai awal pentingnya perbaikan demokrasi di internal partai politik.
“Bahwa partai politik perlu memprioritaskan kaderisasi kepemimpinan yang demokratis, bukan hanya memilih kandidat yang memiliki modal besar yang hanya bisa beli rekom dari pusat.” pungkasnya
Ketua KPU kota Pasuruan, Nanang Abidin mengatakan, “Evaluasi ini menjadi bagian dari upaya kami untuk terus memperbaiki sistem dan prosedur Pemilu agar lebih transparan, akuntabel, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan Pemilu,” terangnya.
Nanang menambahkan, evaluasi akan tetap dilakukan oleh jajaran KPU Kota Pasuruan, sehingga kedepannya dapat ditemukan upaya strategi meningkatkan partisipasi pemilih.
“Dengan adanya masukan dari berbagai pihak, KPU kota Pasuruan, berkomitmen untuk menjadikan hasil evaluasi ini sebagai dasar perbaikan dalam penyelenggaraan pemilu selanjutnya, ” pungkasnya.
Acara diakhiri dengan dengan do’a diteruskan rama tama dan berbuka puasa bersama para tamu undangan.